Jumat, 14 Januari 2011

USAHA ARANG, MENDULANG LABA BARANG GOSONG . . .

Enam bulan lamanya Cornelius Triyanto berkeliling Jawa. Bukan untuk pelesir, tetapi mencari arang bambu. Yang dicari tak tanggung-tanggung, 72 ton rutin setiap bulan. Sayang, ikhtiar itu tak memuaskan hatinya. Dari berbagai daerah itu ia cuma sanggup mengirimkan 2 ton arang per bulan ke Jepang. Ia menjual US$ 2,4 per kg sehingga laba bersihnya Rp. 165-juta.
Laba bersih yang ditangguk Cornelius Triyanto tentu bakal melambung andai saja ia sanggup memenuhi semua permintaan. Ternyata, sulit menemukan arang bambu. Banyak yang bilang itu barang langka, kata Triyanto. Itu sebabnya, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, itu masih mencari pasokan ke berbagai sentra bambu. Ia pun bersedia menampung pasokan dari plasma sepanjang memenuhi kriteria seperti arang utuh dan kelembapan 0,3%.
Semula ia rutin mengekspor sapu ijuk ke jepang. Koleganya itu kemudian juga rutin meminta pasokan arang bambu. Di negeri Sakura arang bambu sebagai hiasan, penyerap uap ruangan, dan menghilangkan bau tak sedap.
Selain arang bambu, pasar juga memburu arang tempurung kelapa. Permintaannya tak kalah menjulang. Agus angkat tangan ketika eksportir di Jakarta meminta rutin 2.000 ton arang tempurung per bulan. Itu belum termasuk permintaan pabrik minyak kelapa sawit di Pekanbaru, Riau, 200 ton per bulan.
Produsen arang tempurung kelapa di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, itu kini hanya sanggup memasok 3-5 ton per bulan untuk pabrik pengolahan air. Dengan harga jual Rp. 2000 per kg (1 kg arang dari 4 kg bahan baku), omzetnya mencapai Rp. 6-juta – Rp. 10-juta per bulan. Karena biaya produksinya cuma Rp. 1200 per kg sehingga laba bersih yang ditangguk Rp. 4-juta sebulan. Agus menggeluti bisnis arang lantaran terinspirasi kinerja mesin air minum isi ulang yang memanfaatkan karbon aktif sebagai filter.
Kelahiran Bandung 1 Januari 1965 itu segera mencari tahu asal-muasal arang aktif. Koleganya mengatakan arang aktif dari batok kelapa berharga tinggi. Sebuah produsen arang aktif, justru menantangnya untuk memasok 10 ton arang per bulan. Agus pun tergugah dan membuka pabrik arang batok kelapa pada Januari 2006 untuk membuat briket dan butiran arang. Ia memanfaatkan tempurung dari berbagai kota seperti Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut.

ARANG AKTIFMenurut Agus harga arang aktif 5 kali lebih besar daripada harga jual arang granular yang saat ini diproduksinya. Namun, untuk memproduksi arang aktif perlu modal besar. Selain itu proses produksinya juga njlimet. Misalnya, untuk mengaktivasi arang dengan proses fisika, perlu alat khusus untuk memanaskan arang pada suhu 1.000°C disertai pengaliran uap. Itu berarti Agus membutuhkan mesin pembakar.
Di Bandung ada Afnil yang sukses memproduksi arang aktif. Mantan kontraktor air bersih itu memasok arang aktif asal batok kelapa ke sebuah perusahaan besar. Arang aktif dimanfaatkan sebagai penyerap kotoran-kotoran pada limbah. Afnil meneken kontrak untuk memasok 400 ton arang aktif sampai Juli 2007. pengiriman pertama pada Januari 2007, baru 40 ton. Alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu memperoleh harga Rp. 7000 per kg.
Dari pengiriman pertama, Afnil meraup omzet Rp. 280-juta. Padahal, ‘Biaya produksinya hanya Rp. 2000/kg’, katanya. Artinya, total laba bersih mencapai Rp. 200-juta. Angka itu bakal terus menggunung bila ia memenuhi seluruh permintaan itu. Namun, Afnil mengatakan investasi yang dibenamkan juga tak kecil. Untuk membangun pabrik arang aktif, laboratorium, dan pembelian mesin ia menghabiskan Rp. 500-juta.
Sebelumnya ia juga meriset arang aktif yang dihasilkan produk bermutu dan berendemen tinggi. ‘Biasanya pabrik lain butuh waktu 12 jam dengan rendemen 20%, produksi saya hanya 2-5 jam dengan rendemen 30%,’ katanya. Indikator utama penyerapannya pun berkualitas tinggi, 1.000 mg/g. Oleh karena itu biaya produksi dapat ditekan, hanya Rp. 2000/kg arang aktif.

SEKELAM ARANGLaba berniaga arang aktif memang menggiurkan. Namun, bukan berarti tanpa hambatan bila hendak menerjuni bisnis itu. Bila gagal, nasib produsen bisa sekelam arang. Itulah yang dialami Wira Gustria. Produsen arang di Sidoarjo, Jawa Timur, itu merugi Rp. 67-juta. Musababnya, biaya produksi tak sebanding dengan harga jual. Pada September 2006 ia memproduksi 45 ton arang dan hanya memperoleh harga Rp. 1100/kg. Padahal, harga tempurung saja Rp. 250/kg atau Rp. 1000 untuk menghasilkan 1 kg arang.
Namun, bila mampu mengatasi aral, ‘Sebenarnya banyak negara yang membutuhkan arang dari Indonesia,’ kata Jhonny W Utama, direktur PT Dian Niaga yang mengekspor briket arang ke Eropa dan Jepang selama 20 tahun terakhir. Permintaan dari Jepang mencapai 10 ton per bulan. Sayang, kualitas arang para plasma semakin menurun. Parameter kualitas arang 7.000 kalori tidak lagi dicapai. Itu sebabnya, Dian Niaga tak lagi tergantung pada pasokan plasma, tetapi memproduksi arang sendiri di Pontianak, Kalimantan Barat.
Lantaran mampu menjaga mutu, pasokan arangnya terus meningkat. Pada 2005 ia mengirim 1-2 kontainer setara 9-18 ton per bulan. Kemudian saat meningkat menjadi 4-5 kontainer. Menurut prediksi Jhonny, permintaan arang di pasar dunia pada tahun-tahun mendatang semakin meningkat.
Itu terbukti dengan prediksi kebutuhan arang di Eropa, baik untuk pembakaran atau industri arang aktif mencapai 200.000 ton per tahun. Indonesia sebagai penghasil utama arang batok bakal kebanjiran order, bila mampu menjaga mutu. Untuk menghasilkan barang gosong itu, tak sekadar membakar tempurung atau bambu. Membakar sembarangan berarti membakar laba di depan mata.

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan merupakan kombinsi antara variabel-variabel yang ada didalam bauran promosi. Variabel-variabel tersebut meliputi periklanan, personal selling, publisitas dan promosi penjualan. Sehingga perlu adanya pengkombinasian variabel-variabel tersebut agar dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya.
Adapun definisi dari bauran promosi adalah sebagai berikut Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Suatu perusahaan didalam menentukan alat-alat promosi harus memperhatikan komponen-komponen yang ada di dalam bauran promosi yang terdiri dari 4 komponen, Djaslim Saladin (2006 : 128) yaitu :

1.Advertising(Periklanan)
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi menenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan salah satu dari empat alat penting yang digunakan suatu perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat. Komunikasi persuasif ini ditujukan untuk menciptakan pertukaranyangmemuaskan. Usaha arang ini sudah berjalan dengan baik melalui kemitraan aktif dan dengan mengekspor ke luar negeri. Periklanan dapat dilakukan melalui media web(internet) maupun katalog dan iklan melalui surat kabar.
2. Personal Selling (Penjualan Tatap Muka)
Dalam personal selling, Pak Agus hanya bertatap muka atau bertemu di tempat pengelolaan usaha. Jadi pembeli dapat langsung membeli sesuai dengan kebutuhan dan membayar di tempat tersebut.

3. Publisitas (Publikasi)
Dari berbagai daerah itu ia cuma sanggup mengirimkan 2 ton arang per bulan ke Jepang. Ia menjual US$ 2,4 per kg sehingga laba bersihnya Rp. 165-juta. Publisitas yang dilakukan berdasarkan rekan kerja.
4. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
 Arang aktif dimanfaatkan sebagai penyerap kotoran-kotoran pada limbah. Metode terbaru ini dapat dijadikan promosi penjualan yang efektif untuk meningkatkan penjualan.

5. Direct Marketing
Selain menggunakan pelayannya untuk mempromosikan arang, ia mencoba mempromosikan arang tersebut lewat media elektronik yaitu telepon, faximili, dan media internet. Agar hasil olahannya bisa menembus pasar mancanegara
..
Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:
a. Kesadaran (Awareness)
Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenalkan produk ke audiens.
b. Pengetahuan (Knowledge)
Diharapkan audiens memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audiens tidak mengetahui produk tersebut.
c. Menyukai (Liking)
Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.
d. Preferensi (Preference)
Dapat dikatakan audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu dibanding produk lain.
e. Keyakinan (Conviction)
Audiens diharapkan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.
f. Pembelian (Purchase)
Pembelian yang dilakukan audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.
Daftar Pustaka
Basu Swastha DH, 1999, Saluran Pemasaran, BPFE Yogyakarta.
Fandy Tjiptono, 2004, Pemasaran Jasa, Bayu Media Malang.
Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Marius P. Angipora, 1999, Dasar-Dasar Pemasaran, Cetakan Pertama Raja Grafindo Persada, Jakarta.


NURVITA AYU
3 D D 0 1
30208938

Bauran Pemasaran

 

Dalam ilmu pemasaran, bauran pemasaran lebih dikenal dengan nama marketing mix. Seperti pada blog sebelumnya (Strategi Pemasaran : Awal dari Program Pemasaran), bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran (target market). Variabel-variabel tersebut adalah :
1. Produk (Product)
2. Tempat (Place)
3. Promosi (Promotion)
4. Harga (Price)

Keempat variabel ini dikenal dengan nama 4Ps. Selain dipengaruhi oleh pasar sasaran. Keempat variabel ini juga saling mempengaruhi.

Saya akan menjelaskan gambaran besar dari bauran pemasaran ini.

1. Produk (Product) adalah tawaran untuk memuaskan kebutuhan dari perusahaan.
Tawaran ini dapat berbentuk barang, jasa, atau campuran keduanya. Produk menggambarkan bagaimana perusahaan menciptakan produk yang tepat untuk pasar sasaran.
Berkaitan dengan produk adalah pemberian merek, pengemasan, jaminan, pengembangan produk baru, kualitas produk dan lini produk yang ada.

2. Tempat (Place) adalah bagaimana perusahaan membuat produk/jasanya tersedia dalam jumlah dan lokasi yang tepat ketika konsumen memerlukan produk/jasa tersebut.
Untuk lebih sederhana, tempat disini dapat dipahami sebagai saluran distribusi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam mendistribusikan produknya.
Berkaitan dengan tempat adalah wholesaler(termasuk distributor, pedagang besar), retailer(pengecer), dan logistik.

3. Promosi (Promotion) adalah bagaimana perusahaan mengkomunikasikan produk/jasanya kepada saluran distribusi dan pasar sasarannya untuk mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.
Promosi dibedakan menjadi 3, yaitu penjualan pribadi (personal selling), penjualan massa (mass selling), dan promosi penjualan (sales promotion).

4. Harga (Price) adalah sejumlah uang ang perlu dibayarkan konsumen untuk mendapatkan tawaran perusahaan.
Jika perusahaan melihat harga sebagai pendapatan, maka konsumen melihat harga sebagai biaya.
Yang perlu diperhatikan adalah tujuan penetapan harga, kebijakan harga yang digunakan, dan bagaimana menetapkan harga di dunia bisnis.

Penjelasan saya tentang bauran pemasaran diatas masih sangat sederhana. Penjelasan lebih rinci dari masing-masing bauran akan saya jelaskan dalam tulisan-tulisan saya berikutnya.

Contoh untuk bauran pemasaran
Produk : Teh botol, kemasan botol, 200ml
Tempat : Penjaja minuman pinggir jalan, dikategorikan retailer
Promosi : Iklan dengan slogan "Apapun makanannya, minumannya Teh botol Sosro"
Harga : Rp.2.500-Rp.3.000/botol

Lingkaran Internal UKM



Bakso Gepeng Rawamangun adalah bakso yang bentuknya unik BULAT & GEPENG dan sudah berkembang lama sekitar dua puluhan tahun di daerah Rawamangun Jakarta. Baksonya sehat, rasanya lezat, nikmat dan sudah pasti halal. Bakso Gepeng dibuat dari daging pilihan yang masih fresh, rendah lemak dan bumbu pilihan, sehingga bakso akan terasa lembut, nikmat dan HARGA yang sesuai kantong-kantong kita.....

Bagi penggemar bakso yang sedang melakukan diet sudah tidak perlu takut lagi... karena BAKSO GEPENG ala So Peng tidak hanya rendah lemak tapi juga bebas dari bahan-bahan yang membahayakan tubuh kita, bahkan dengan kandungan gizi yang tinggi akan membuat tubuh semakin sehat.. "Makan bakso tetap berjalan dan Tubuh tetap Ideal..." begitulah kata pelanggan yang sempat kehilangan keberanian makan bakso yang sangat identik dengan lemak.

Dapat kita ambil segmennya cukup luas, karena restoran ini berada di pusat perbelanjaan yang kebanyakan masyarakat sekitar yang sudah lelah dengan aktivitas berbelanja dan tidak sempat untuk makan dirumah. namun dengan menggunakan teori kebutuhan Abrahan Maslow, yaitu bisa menggunakan kebutuhan fisiologis, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan keamanan.

* Fisiologis pasti dari segi penempilan dia yang selalu menjaga image

* Keamanan konsumen memilih menu yang terdapat di buku makanan, lalu dimasak dengan koki yang sudah handal dalam bidang memasak, dan makanan tersebut sudah teruji akan kesehatannya.

Yang mempengaruhi usaha Restoran :

Restoran Bakso Gepeng Rawamangun ini sebagai restoran cukup lama namun juga masih berada dalam fase pertumbuhan, selayaknya untuk bisa memberikan daya tarik yang tinggi untuk dikunjungi. Jika dalam masa pertumbuhan Restoran Bakso Gepeng Rawamangun ini tidak bisa berkembang dengan baik, maka perkembangan restoran dalam waktu yang akan datang juga tidak bisa berkembang dengan pesat padahal tingkat persaingan antar restoran semakin ketat

Dari beberapa faktor yang dilakukan analisa ternyata terkelompok enam faktor. Faktor-faktor ini merupakan penggabungan antara faktor internal dan faktor eksternal. Dari enam faktor yang dihasilkan dari analisa faktor, ditemukan enam kelompok faktor yang berpengaruh yaitu desain fisik dan kesesuaian harga yang kalah dengan pesaing, kualitas makanan, desain fisik dan desain makanan, emphaty dan harga, dan lokasi dan kepuasan layanan.

Dalam mencapai tujuan pemasaran (target market) yang diinginkan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi pemasaran yang lengkap termasuk mempelajari perilaku konsumen dan selera pasar.

Berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain :

1. Faktor lingkungan Ekstern yang meliputi : faktor keluarga, kelompok sosial

dan referensi, kelas sosial, kebudayaan

2. Faktor Intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar, sikap, kepribadian.

Faktor 1

•Banyaknya jumlah pesaing yaitu restoran sejenis mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Penilaian terhadap daya tarik dari papan nama restoran mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Penilaian konsumen terhadap tingkat kemampuan penataan interior restoran mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Jaminan keberfungsian dari semua fasilitas, misalnya toilet, wastafel, dan lainnya mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat diferensiasi dari produk dan layanan restoran mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas menu yang disajikan mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

Berdasarkan pengelompokkan faktor di atas, diketahui bahwa faktor yang menyebabkan konsumen tidak lagi berkunjung ke Restoran Bakso Gepeng Rawamangun karena desain fisik dan kesesuaian harga yang kalah dengan pesaing. Hal ini menandakan bahwa jika konsumen merasakan Restoran Bakso Gepeng Rawamangun kurang unggul dari pesaing khususnya untuk faktor-faktor di atas menjadi alasan konsumen untuk meninggalkan Restoran Bakso Gepeng Rawamangun. Berdasarkan pada terbentuknya kelompok faktor baru yang terdiri dari enam faktor tersebut, maka kelompok faktor tersebut diberikan nama: “desain fisik dan kesesuaian harga yang kalah dengan pesaing.”

Faktor 2

•Daya tahan makanan dan minuman yaitu tingkat kemampuan restoran menyajikan menu yang tidak berubah rasa, warna, maupun aroma ketika di bawa pulang mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Cita rasa makanan dan minuman restoran mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Performance (tampilan makanan dan minuman dan kemasan) di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

Kelompok faktor yang kedua ini terdiri dari tiga faktor. Faktor-faktor tersebut menginformasikan tentang pendorong konsumen untuk tidak berkunjung lagi ke Restoran Bakso Gepeng Rawamangun. Tiga faktor di atas mendekripsikan mengenai menu makanan dan minuman dilihat dari daya tahannya, cita rasanya, dan tampilan menu. Untuk itu, kelompok faktor yang kedua ini diberikan nama: “kualitas makanan.”

Faktor 3

•Aroma makanan dan minuman restoran di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tampilan fisik restoran, misalnya meja kursi, penampilan pramu saji, kelengkapan fasilitas seperti toilet, dan lainnya mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Kemampuan makanan dan minuman Restoran Bakso Gepeng Rawamangun untuk memberikan mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat higienitas makanan dan minuman Restoran Bakso Gepeng Rawamangun mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

Empat faktor ternyata mengelompok menjadi satu. Empat faktor ini mendekripsikan tentang aroma makanan dan minuman, tampilan fisik restoran, kemampuan makanan memberikan rasa kenyang, dan higienitas makanan dan minuman. Untuk itu, faktor-faktor ini dinamakan: “desain fisik dan kualitas menu.”

Faktor 4

•Tingkat keterjangkauan harga atas menu yang dijual mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat kekompetitifan harga makanan dan minuman di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun dengan pesaing mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Pendekatan secara pribadi dari staf Restoran Bakso Gepeng Rawamangun kepada konsumen

Hasil analisa faktor khususnya untuk faktor keempat menunjukkan bahwa keterjangkauan harga atas menu, kekompetitifan harga makanan dan minuman, dan pendekatan secara pribadi dari staf Restoran Bakso Gepeng Rawamangun mendorong konsumen untuk tidak lagi berkunjung ke Restoran Bakso Gepeng Rawamangun. Rasa kenyang (puas) dan menghilangkan dahaga dari ketiga faktor tersebut, maka kelompok faktor ini diberikan nama: “Empathy dan harga.”

Faktor 5

•Kemampuan Restoran Bakso Gepeng Rawamangun untuk tidak membuat konsumen merasa ragu-ragu bahwa konsumen bias mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat ketanggapan dan tanggung jawab Restoran Bakso Gepeng Rawamangun atas layanan yang diberikan mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat keterjangkauan lokasi Restoran Bakso Gepeng Rawamangun mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Tingkat kedekatan lokasi Restoran Bakso Gepeng Rawamangun dengan berbagai fasilitas umum, mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

Faktor kelima ini terdiri dari empat faktor keragu-raguan konsumen atas kepuasan, ketanggapan dan tanggung jawab Restoran Bakso Gepeng Rawamangun, keterjangkauan lokasi, dan kedekatan lokasi Restoran Bakso Gepeng Rawamangun dengan berbagai fasilitas umum mendorong konsumen untuk meninggalkan Restoran Bakso Gepeng Rawamangun. Berdasarkan dari empat faktor yang mengelompok menjadi satu tersebut, maka diberikan nama: “lokasi dan kepuasan layanan.”

Faktor 6

•Tingkat kemampuan restoran menyajikan menu yang sesuai dengan keinginan Konsumen mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

•Keinginan konsumen yang ingin mendapatkan layanan sesuai dengan tren sekarang mempengaruhi konsumen tidak membeli lagi di Restoran Bakso Gepeng Rawamangun.

Faktor terakhir ini terdiri dari dua faktor, dan keduanya mendeskripsikan tentang perilaku konsumen. Untuk itu, faktor yang terakhir ini diberikan nama: “perilaku konsumen”. mendapatkan kepuasan misalnya tempat pembelanjaan, maupun tempat hiburan



Nama : Nurvita Ayu
Kelas : 3dd01
NPm :30208938

Kamis, 13 Januari 2011

Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix]

“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the market.”(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiafan promosi dan sistem distribusi.
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product, price, place, and promotion” (cited in Kotler, 1992:92).

Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.
variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu:

4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.
5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).
8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.


product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.

 
1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi pelanggan.
2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan.




Nama : Nurvita Ayu
Kelas : 3 dd 01
Npm : 30208938


Jumat, 05 November 2010

Hubungan Mikro Ekonomi dengan Pemasaran


Dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara setiap orang pada setiap saat selalu menghadapi masalah ekonomi yaitu bagaimana menutupi kebutuhan setiap waktu. Ilmu ekonomi yang dikembangkan para ahli ekonomi semakin maju. Akan tetapi, dalam kehidupan sehai-hari selalu ada masalah yang dihadapi, dan yang paling besar umumnya menyangkut persoalan ekonomi. Salah satu diantaranya mengenai mikro ekonomi.
Mikro ekonomi dapat diartikan juga sebagai ilmu ekonomi kecil. Sedangkan pengertian dari teori mikro ekonomi adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Hal penting dari mikro ekonomi adalah mengenai cara menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimalkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mikro ekonomi merupakan bagian-bagian kecil dari kegiatan perekonomian secara keseluruhan serta terkait dengan kemakmuran masyarakat, sehingga produktifitas dari mikro ekonomi merupakan hal yang sangat penting.
Salah satu bagian dari ilmu ekonomi kecil ini adalah mengenai strategi pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha untuk mempertahankan hidup perusahaannya. Pemasaran merupakan fungsi dari bisnis yang memperhatikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya keinginan dan kebutuhan tersebut. Sedangkan strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran pemasarannya.
Salah satu strategi pemasaran yang merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan serta yang menjadi objek penulisan ini adalah mengenai bauran pemasaran. Hal ini dikarenakan bauran pemasaran merupakan variabel yang mengontrol perusahaan terkait dengan tanggapan perilaku konsumen.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha untuk mempertahankan hidup perusahaannya. Pemasaran merupakan fungsi dari bisnis yang memperhatikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya keinginan dan kebutuhan tersebut.
Pengertian pemasaran sangat luas karena pemasaran meliputi segala macam usaha yang berkaitan dengan berpindah barang dari tangan produsen ke tangan konsumen dan bukan hanya kegiatan menjual barang dan jasa. Menurut Peter Drucker dinyatakan bahwa pengertian dari pemasaran adalah cara memandang seluruh perusahaan dari hasil akhirnya, yaitu pandangan pelanggannya. Keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh produsennya melainkan oleh pelanggannya.[2]
Dari pengertian pemasaran tersebut di atas maka diketahui bahwa pemasaran meliputi aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, berupa barang dan jasa. Dimana aktivitas-aktivias yang saling terkait yaitu seperti riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga, penetapan saluran distribusi, dan masih banyak lagi. Aktivitas-aktivitas pemasaran tersebut bertujuan untuk menyampaikan barang atau jasa agar kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.
Dalam aktivitas pemasaran mencakup di dalamnya unsur managemen, misal kegiatan penetuan harga, kebijaksanaan distribusi, promosi, dan lain sebagainya. Adanya unsur managemen tersebut tentunya akan mengarahkan aktivitas pemasaran lebih terpadu untuk mencapai tujuan perusahaan.
Di dalam mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus mempunyai falsafah yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk tujuan perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan menerapkan pedoman tersebut ke dalam penetuan dan pelaksanaan strategi pemasaran. Sehingga strategi yang digunakan tepat sasaran untuk perusahaannya.
B. Bauran Pemasaran
Prosen Pemasaran terdiri dari analisis peluang-peluang pasar, penelitian, dan pemilih pasar sasaran. Menurut Philip Kotler,
“Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasrkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.”[3]
Dari definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa strategi pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan dapat dilihat bauran pemasaran merupakan aspek dari strategi pemasaran yang dibutuhkan perusahaan karena bauran pemasaran ini merupakan variabel yang mengontrol perusahaan, dan sangat mempengaruhi tanggapan konsumen.
Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan, yaitu variabel yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Keempat variabel tersebut harus diolah secara terpadu sehingga bisa menjadi suatu kebijaksanaan pemasaran yang tepat.
Pengertian bauran pemasaran menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut:
As the set of controllable, tactical marketingtools tha he firm blends o produce the response it wants in the target marjet.”[4]
Dari definisi tersebut diketahui bahwa ada empat variabel dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan nama 4P (the four P’s the marketing mix), yang terdiri dari:
1. Produk (Product)
Produk adalah apa saja yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Termasuk di dalamnya yaitu obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.[5] Produk sebagaimana dimaksud tersebut dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu produk konsumsi dan produk industrial.
2. Harga (Price)
Satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menhasilkan pendapatan oenjualan adalah harga, ketiga unsur lainnya mengakibatkan pengeluaran biaya, maka penetapan harga harus benar dan memperhatikan kemampuan pasar sasaran.
3. Distribusi (Place)
Pengertian dari saluran distribusi menurut Philip Kotler adalah “Marketing channels are a sets of indepndent organizations involved in the process of making a product of service available fort use or consumption.” Jadi pada prinsipnya, definisi tentang saluran distribusi mempunyai pengertian yang sama, yaiu adanya saluran niaga yang terdiri dari produsen, perantara pemasaran, dan konsumen.
Saluran distribusi merupakan kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran, produsen harus menentukan yang tepat, sesuai dengan jenis barang, dan konsumennya yang dituju agar penyebaran produk pada pasar dan tiba tepat pada waktunya.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan perusahaan dalam menyampaikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran untuk membelinya. Alat utama dari promosi adalah periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan perorangan.
Bauran pemasaran harus berdifat dinamis sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berubah-ubah sehingga tujuan perusahaan untuk jangka panjang ataupun jangka pendek dapat tercapai. Kedinamisan tersebut akan dapat menciptakan strategi-strategi baik pada produk, harga, saluran distribusi, maupun promosi dari suatu perusahaan.
Dengan melihat uraian dan penjelasan mengenai bauran pemasaran yang ditetapkan oleh suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bauran pemasaran sangat penting dalam rangka memenuhi permintaan konsumen, untuk menjaga hubungan kepada pelanggan di masa yang akan datang dan demi menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan atau suatu usaha inilah yang menjadi tolak ukur dari produktifitas mikro ekonomi. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara kualitatif dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara strategi bauran pemasaran dengan produktiitas mikro ekonomi yang terlihat dengan berperan pentingnya suatu bauran pemasaran terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan atau suatu usaha dari para pelaku ekonomi kecil.


Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka  dapat disimpulkan bahwa berdasarkan analisis secara kualitatif maka diketahui suatu strategi bauran pemasaran memiliki hubungan dengan produktifitas mikro ekonomi, hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bertahan dalam menjalankan usahanya karena strategi bauran pemasaran, baik pada produk, harga, saluran distribusi, maupun promosinya.